Senin, 09 Februari 2015

Sinopsis Pinocchio episode 6 part 2

Dal Po dan In Ha berangkat ke kantor polisi dengan waktu yang bersamaan. Mereka berdua sama-sama terihat canggung satu sama lain. Di dalam lift, In Ha mencoba membuka bicara dengan bertanya dimana Dal Po di tugaskan.

“Wilayah Sungai Han.” Jawab Dal Po dan In Ha pun langsung menoleh padanya. “Kalau kau?” tanya Dal Po balik.

“Aku juga. Sempurna. Aku akan lebih mudah melupakanmu jika kita bersaing informasi seperti ini iyakan?” ucap In Ha.

“iya.”

“Aku tak akan baik padamu. Kau juga harus begitu.”

“Iya.” Jawab Dal Po.


In Ha kemudian mengembalikan kancing baju yang Dal Po berikan padanya untuk jimat. Karena In Ha ingin melupakan Dal Po mulai sekarang. Tapi setelah mengatakan kata ingin melupakan, In Ha malah cegukan, dan itu berarti In Ha berbohong.

“Sudahlah, maaf. Mungkin aku terlalu terburu-buru.” Tambah In Ha memberi penjelasan karena dia ketahuan berbohong. “Jangan khawatir. Aku pasti bisa melupakanmu.” Ucap In Ha tapi dia cegukan lagi. Ketahuan berbohong, In Ha pun mengambil kembali kancing baju yang ada di tangan Dal Po. Wkkwkw... In Ha benar-benar merasa malu karena ketahuan berbohong.


Saat keluar lift, In Ha membiarkan Dal Po pergi duluan sedangkan dia langsung menempel di dinding dan menendang-nendangkan kakinya ke dinding dan mengumpat,”Sial...sial... sial....”

Dal Po hendak masuk ke dalam taksi yang sudah berhenti didepannya, namun tiba2 In Ha datang dan langsung menyerobot masuk.

“Pak, aku harus cepat ke kantor polisi Sungai Han.” Ucap In Ha pada pak sopir  dan meninggalkan Dal Po sendirian. Untungnya tak harus menunggu lama, muncul satu taksi lagi dan Dal Po pun menyetopnya.

“Kantor polisi Sungai Han. Mungkin akan macet di depan, jadi kita lewat Gwansodo saja.” Ucap Dal Po pada pak supir. Hahhaha.. Dal Po kan mantan supir taksi, jadi dia bisa tahu dan apal keadaan jalan Seoul.

In Ha dan taksi yang dia tumpangi sedang berhenti menunggu lampu merah.Tepat disaat itu, dia melihat Dal Po berada di dalam taksi dan menggunakan jalan yang lain.

~47:59:59 menuju tayangnya berita di MSC dan YGN~

Kita kembali lagi ke scene awal, dimana Dal Po muncul di kantor polisi Sungai Han dan memperkenalkan diri pada reporter yang lainnya. Kang Seo Hak menghampiri Dal Po dan bertanya, “Mawari,hari ini adalah tugas pertamamu kan?” sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Namun belum sempat Dal Po menyambut tangannya, tiba2 terdengar suara seseorang yang berkata, “Siapa dia?” dan ternyata orang yang berkata itu adalah Ahn Chan Soo, teman sekelas Dal Po dan In Ha di SMA.

“Choi Dal Po?”

“Ahn Chan Soo?”


“Wah, sudah lama sekali ya?” ucap Chan Soo dan mengulurkan tangannya pada Dal Po. Ya, kalau dihitung2 sudah 7 tahunan mereka tak bertemu setelah lulus dari SMA. Chan Soo memuji penampilan Dal Po yang rapi dan terlihat keren. Penampilan yang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan penampilan Dal Po saat SMA.

“Oh ya, kenapa kau bisa ada disini?” tanya Dal Po dan kemudian melihat tanda pengenal yang terpampang di jaket Chan Soo. “Kau polisi?”


“Ya, sudah tahun ke 4.” Jawab Chan Soo yang kemudian mengajak Dal Po berbicara di tempat lain karena dia tidak nyaman berada di dekat para awak media yang dia sebut dengan istilah, trash ( sampah ) porter. Chan Soo menyebut reporter dengan istilah trashporter karena mereka seperti lalat yang terus mengemis bahan berita. Hehhee... Chan Soo begitu santai mengatakan itu pada Dal Po, karena dia tidak tahu Dal Po juga salah satu  dari mereka. Dal Po juga seorang reporter.

“Oh Ya, kau sudah tahu? Choi In Ha sudah menjadi trashporter. Dia menjadi bintang iklan MSC.” Ucap Chan Soo.

“Ya, aku juga adalah reporter.” Jawab Dal Po.

“Reporter apa?”

“Seorang reporter, dan dalam kamusmu, disebut trashporter.” Ucap Dal Po.

“Kau?” tanya Chan Soo terkejut.

“Iya.”

“Wah, orang norak sepertimu ternyata bisa naik kelas.” Ucap Chan Soo yang memang selalu mengejek Dal Po dari dulu. “Jadi, kau adalah treinee juga?” tanya Chan Soo dan Dal Pon pun mengiyakan.




Tepat disaat itu In Ha muncul dan Chan Soo langsung memanggilnya. Sambil mengantarkan In Ha dan Dal Po ke ruangan untuk reporter, Chan Soo berkata kalau mereka seharusnya membuat acara reuni saja, karena mereka sudah bertemu di kantor polisi.  


Saat melihat kamar yang akan mereka gunakan, In Ha dan Dal Po shock melihatnnya, karena kamar tersebut terlihat kotor dan tidak terawat. Semua itu karena para reporter yang menggunakan ruangan itu tidak punya rasa kebersihan. Tak lama kemudian Yoo Rae dan Bum Jo datang dan melihat tempat yang akan mereka gunakan untuk tidur, merekapun tak kalah terkejutnya, dari In Ha dan Dal Po.


Mereka semua tambah terkejut dan sekaligus merasa jijik saat seorang reporter wanita sedang mengetik, dan tiba2 muncul seekor kecoa. Tanpa rasa takut sedikitpun reporter itu memukul kecoa dengan tangannya dan kemudian mengelap tanganya tadi di celana. Setelah itu dia mengambil snack-nya dan memakannya. Huweeek.... jorok amat sih.

“Ini ruangan reporternya?” tanya Yoo Rae shock.

“Sepertinya...” jawab Dal Po.

“Bagaimana? Ruanganya bagus kan?” tanya Chan Soo dan In Ha pun melihat Chan Soo dengan tatapan tak percaya.

Ibu.... dunia ini sungguh aneh. Untuk bertahan hidup di dunia ini... aku harus rela melakukan semua ini.” Ucap Bum Jo dalam hati.

~44:00:00 menuju waktu siaran~


In Ha sedang berusaha mencari berita dengan bertanya dengan para polisi yang sedang bekerja. Namun semua polisi yang In Ha tanya jawabannya sama, “Tidak ada”. Ternyata bukan hanya In Ha yang berjuang mencari berita dengan bertanya pada para polisi, Heok Seo dan Yoo Rae pun melakukan hal yang sama, dan semua jawaban polisi-polisi itu juga sama.


Memangnya darimana asal mula cerita ini bermula? Aku tak mungkin bisa menemukan asal cerita ini di dunia. Kami bisa dibunuh atasan, jika tak ada yang bisa dilaporkan. Dan saat itu aku tahu, begitu banyak tipe manusia didunia ini. Masalah selalu menghampiri kami. Kami dimarahi jika tertidur. Kami dimarahi jika kami makan. Dan juga, kami dimarahi jika tidak makan. Ibu.... kenapa aku harus masuk dalam dunia kejam ini?” ucap Bum Jo dalam hati karena meratapi apa yang terjadi pada dirinya.



In Ha membawakan kimbap instan dan telur untuk Bum Jo. Melihat kimbap instan, Bum Jo berkomentar kalau pencipta makanan itu harus diberi penghargaan nobel karena berhasil memiliki ide membuatnya. Mendengar itu In HA bertanya apa Bum Jo belum pernah makan kimbap instan. Sambil memakan kimbap itu, Bum Jo menjawab kalau dia memang belum pernah memakannya.

Saat diberi telur rebus oleh In Ha, Bum Jo berkata kalau dia tidak suka makan putih telur jadi dia menawarkannya pada In Ha. Apa yang ditawarkan oleh Bum Jo langsung disambut senang oleh In Ha karena In Ha kebetulan suka putih telur dan tidak suka kuning telur,jadinya mereka tukeran dah.

“Apakah benar kau adalah Chaebol?” tanya In Ha sedikit tak percaya.

“Kenapa? Kau tak percaya? Atau kau tak suka berteman denganku?” tanya Bum Jo balik dan In Ha menjawab tidak. Dia hanya menganggap kalau Bum Jo adalah chaebol yang cukup baik hati, karena BumJo tak suka pamer dan tidak sombong.


“Wah, terima kasih banyak atas pujianmu.” Ucap BumJo yang kemudian melihat Dal Po mendekati seorang polisi.

Ibu, ada seseorang yang pandai menyesuaikan dirinya, di dunia yang kejam ini.” Ucap Bum Jo dalam hati.



Dal Po berkata pada pak polisi itu kalau dulu dia adalah seorang supir taksi, jadi dia tahu banyak hal. Pak polisi menjawab kalau sekarang belum ada, tapi nanti Dal Po bisa datang ketempatnya. Saat melihat pak polisi itu pergi, In Ha dan Bum Jo langsung menemuinya dan berkata, “Bukannya anda bilang, tak ada kasus apapun? Bahkan kasus lokal juga tak ada!”

“Karena memang tak ada yang namanya kasus kecil di divisi pembunuhan.” Jawab Pak polisi dan pergi.

Dengan kesal, In Ha dan Bum Jo kembali duduk di tangga. Chan Soo menghampiri Dal Po dan bertanya apa benar Bum Jo adalah seorang Chaebol?


Pria brengsek yang menguasai kantor polisi dan keluar hutan kejam ini. Seperti tarzan yang menguasai hutannya.”ucap Bum Jo dalam hati dan melihat kearah Dal Po.

“Kenapa orang kaya seperti dia harus menyiksa dirinya?” tanya Chan Soo lagi dan mengambil  jeruk milik Dal Po. “Apakah dia punya hubungan spesial dengan In Ha atau apa?”

“Tidak. Bukan begitu” jawab Dal Po dan mengajak Chan Soo pergi.

Aku... mulai merasa terganggu oleh tarzan itu.” ucap Bum Jo dalam hati dan masih melihat pada Dal Po yang berjalan pergi dengan Chan Soo.


Chan Soo bertanya apa Dal Po tidak punya informan lagi selain dirinya, karena rayuan yang Dal Po layangkan pada ketua timnya terdengar lebih meyakinkan. Dal Po menjawab kalau cara dia mendekati ketua tim Chan Soo adalah karena dia sedang beruntung.

“Kemarin,seniorku memberiku tugas untuk menempelkan kembali potongan kertas. Aku menemukan sedikit informasi kalian ditumpukan itu. Mencari informan baru mudah saat aku menanyakan info yang sudah kutemukan.”

“Kau menghapal semua info itu?” tanya Chan Soo terkejut  dan Dal Po menjawab iya.


Melihat tangan Chan Soo yang berada di pundaknya, Dal Po pun berkata, “Tapi seingatku.... kita tak begitu dekat, hingga kau bisa begini padaku.”

Mendengar itu, Chan Soo langsung menarik tangannya dari pundak Dal Po. “Jika kau menyakiti perasaanku lagi, aku tak akan menjadi informanmu.”


Tak mau kehilangan informan,Dal Po pun langsung menunduk dan meletakkan tangan Chan Soo di pundaknya lagi.

“Aku baru saja ditugaskan dalam kasus yang besar. Kau pernah dengar kasus kebakaran kontainer?” ucap Chan Soo dan Dal Po tau tentang kasus itu, namun kasus itu sudah diselesaikan. Ternyata yang Chan Soo sedang bahas adalah kasus tentang terbunuhnya dua teman Moon Duk Soo dan Moon Duk Soo lah yang menjadi tersangkanya dan belum diketemukan sampai sekarang. Chan Soo membenarkan kalau kasus itu sudah selesai, dia hanya merasa kalau masih ada yang janggal di kasus itu.

“Perasaan? Hanya itu?” tanya Dal Po yang mulai curiga kalau dia tidak akan mendapatkan berita apa2 dari Chan Soo.

“Iya. Perasaan,insting...hal itu segalanya bagi seorang detektif. Karena perasaanku itu, aku ngin kau memberiku wawancara pribadi. Dengan namaku, Ahn Chan Soo, dalam huruf besar di layar.” Ucap Chan Soo dan Dal Po tak berkata sepatah katapun, dia  langsung menurunkan tangan Chan Soo dari pundaknya dan berjalan pergi. Wkwkkwk.... insting Chan Soo benar... kalau kasus itu belum selesai. Karena tersangka yang sebenarnya bukanlah Duk Seok, melainkan Jae Myung.


Saat tengah mengetik dan menunggu infomasi dari pada juniornya, Gyo Dong teringat kembali pada percakapannya dengan Dal Po dimana Dal Po berkata kalau dia sedang mencari kakaknya. Dal Po sangat yakin kalau kakaknya masih hidup, setelah mendapat informasi kalau kakaknya yang datang ke kantor polisi dan menutup kasus ayahnya.

“Jadi kau sudah bertemu dengannya?” tanya Gyo Dong.

“Aku sudah mencoba untuk meminta kontaknya pada polisi, tapi dia bilang, tak bisa memberikannya padaku. Kecuali aku punya bukti tertulis kalau aku adalah keluarganya.” Jawab Dal Po, yang tak punya bukti karena saat dia diadopsi, dia memang sengaja menyembunyikan identitasnya sebagai Ki Ha Myung. Dan untuk menyembunyikan hal itu, Dal Po dulu berbohong kalau dia lupa ingatan.

Gyo Dong lalu bertanya dimana kantor polisi yang menyimpan biodata Jae Myung itu dan Dal Po menjawab kalau itu adalah kantor polisi Jung Woo.

Sepertinya Gyo Dong mulai simpatik pada Dal Po karena sekarang kita melihat Gyo Dong sedang menghubungi kantor polisi Jung Woo untuk menanyakan tentang Jae Myung untuk Dal Po.

~20:00:00 menuju penayangan berita~

Dal Pyeong menelpon In Ha untuk mengecek keadaannya. In Ha pun berkata pada ayahnya kalau dia sekarang sedang mau tidur karena dia hanya diberi waktu tidur selama 2 jam. Dan saat Dal Pyeong bertanya tentang Dal Po, In Ha menjawab kalau ayahnya tak perlu menanyakan tentang dia, karena mulai sekarang Dal Po adalah musuhnya.


In Ha masuk ke ruangan tidur reporter dimana ruangan sudah penuh, jadi dia tidur diantara dua reporter wanita yang sudah tidur terlebih dahulu. Setelah In Ha tidur, satu persatu reporter pergi. Dal Po masuk dan tidur dengan merentangkan tangannya, karena memang ruangannya sudah lumayan sepi. Reporter yang disamping In Ha bangun dan dia mendorong tubuh In Ha hingga In Ha sampai di samping Dal Po. Tanpa sadar, Dal Po memeluk In Ha. Merekapun tidur dengan posisi berpelukan. Hehehe... so sweeet.

Dal Po terbangun dan terkejut saat melihat In Ha di depannya. Dal Po hendak beranjak, namun tak bisa karena kepala In Ha ada di tangannya. Dal Po menggunakan kesempatan itu untuk melihat wajah In Ha dari dekat.



Saat melihat wajah In Ha, Dal Po teringat pada kata2 In Ha yang berkata kalau karena Dal Po lah In Ha jadi ingin menjadi reporter. Dengan lembut Dal Po membelai rambut In Ha yang masih tertidur lelap. Tanpa Dal Po sadari, Bum Jo yang ternyata tidur di tempat tidur atas, melihat apa yang Dal Po lakukan terhadap In Ha.

Sebelum In Ha terbangun, Dal Po pun memutuskan bangun dan keluar ruanngan. Namun sebelum keluar, Dal Po dengan begitu perhatiannya menyelimuti In Ha dan saat itulah dia baru sadar kalau Bum Jo sedang memperhatikannya.



Dal Po keluar dan Bum Jo mengikutinya. Tanpa basa basi, Bum Jo langsung bertanya tentang apa yang Dal Po lakukan pada In Ha tadi. Bum Jo berkata kalau apa yang Dal Po lakukan pada in Ha bukanlah sikap seorang paman pada keponakanannya.

“Ini bukanlah urusanmu, iyakan?” tanya Dal Po balik.

“Tentu saja.... bukan... tapi,... sebentar lagi, ini akan menjadi urusanku.” Jawab Bum Jo terbata2.

“Panggil aku jika hal ini sudah menjadi urusanmu. Karena sekarang, kau sudah ke luar batas.” Ucap Dal Po dan hendak pergi. Dia pergi sambil bergumam kalau Bum Jo baru mengenal In Ha.


“Jujur saja, aku sudah lama mengenalnya.” Ucap Bum Jo dan Dal Po pun menoleh. “Jauh lebih lama dari yang kau pikirkan.” Tambah Bum Jo dengan senyum kemenangan dan pergi.

Bersambung
Sinopsis Pinocchio episode 7 part 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar