Beberapa hari kemudian, rumah mereka penuh dengan wartawan, dan dalam perjalanan Dal Po dan kakaknya ke sekolah, mereka dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa ayah mereka tidak masuk ke dalam gedung, apakah dia bersembunyi, dan apakah itu berarti dia bersalah. YGN Gyo Dong dan MSC Cha Ok berada di antara kerumuman wartawan itu. Terutama Cha Ok yang terus mengejar kedua anak itu. Dia bertanya kepada Dal Po apakah dia senang bahwa ayahnya masih hidup. Dia seperti berusaha untuk membuat seorang anak kecil terdengar seperti menari di atas makam petugas pemadam kebakaran lainnya.
Tapi Dal Po hanya berteriak menyebutkan nama-nama petugas pemadam kebakaran yang meninggal, bersama dengan hari ulang tahun mereka, alergi mereka, situasi keluarga mereka, girl band yang mereka sukai, dan cara mereka mengambil kopi. Dia mengatakan dia hafal semuanya, karena fakta-fakta ini yang ditempel di seluruh ruangan rumah mereka. Air mata mengalir di wajahnya saat ia berteriak, “aku bisa membaca semuanya, seperti ayahku! Anda mengatakan ia meninggalkan anak buahnya dan bersembunyi? Dia bukan seseorang yang akan melakukan itu!”
Ini adalah saat-saat yang mengharukan dan semua orang tergerak mendengarkan perkataan Dal Po, kecuali Cha Ok yang masih tanpa emosi dan mantap dengan pertanyaan-pertanyaannya (Ugh! Saya kurang suka dengan wanita satu ini). Hyung berpendapat bahwa hanya rumor (Ayah masih hidup), dan seseorang dari kerumunan melemparkan telur ke arah Dal Po. Hyung memanas dan berteriak pada mereka untuk berhenti merekam, dan Dal Po melihat ke arah Cha Ok dengan kemarahan dan sakit hati di matanya.
Di MSC, tim Cha Ok ingin memotong kata-kata kasar hyung, tapi Cha Ok tetap ingin memasukkannya. Dia berpendapat bahwa mereka dapat mengaburkan pada bagian wajahnya, jika itu untuk menyembunyikan identitasnya. Sementara di YGN, Gyo Dong mencoba untuk meyakinkan bosnya bahwa mereka harus tetap menayangkan rekaman bagian hyung juga dan itu yang MSC lakukan.
Tapi bos mengatakan itu sebabnya mereka dipanggil MSG, karena mereka buruk bagi kesehatan. Gyo Dong berpendapat bahwa YGN mendapat gelar berita organik (sehat), dan bosnya membalas bahwa itu pujian. Gyo Dong tidak berpikir begitu, karena tidak ada yang peduli tentang kesehatan ketika selera makanan yang buruk dan Anda tidak memiliki pelanggan: “Berita yang tidak ada yang menontonnya bukan berita” Sayangnya, itu adalah poin yang benar.
Kita diselingi argumen kedua tim, karena keduanya Cha Ok dan Gyo Dong mencoba berdebat untuk menyiarkan rekaman dari anak laki-laki kapten pemadam kebakaran. Argumen mereka adalah bahwa Ayah hampir pasti hidup dan oleh karena itu bersalah, tapi bos Gyo Dong di YGN hanya membalas bahwa jika Gyong Dong 99% yakin bahwa dia masih hidup, itu berarti Gyo Dong mengakui bahwa dia 1% pemalu itu menjadi kenyataan.
Cha Ok mengatakan kepada timnya bahwa dampak yang lebih penting daripada fakta, dan keluarga sembilan korban membutuhkan tempat untuk menyalahkan (mencari kambing hitam nih Ahjumma). Dan Itulah yang dia lakukan, karena dia melaporkan cerita dengan asumsi bahwa Ayah masih hidup, dan bersembunyi karena dia bersalah.
Keadaan semakin memburuk bagi keluarga Dal Po pada hari-hari berikutnya, dan Dal Po memberitahu Hyung bahwa Ibu tidak bisa membeli sesuatu di pasar lokal lagi, karena tidak ada yang akan menjual sesuatu kepadanya dia. Hyung secara teratur membersihkan telur dan batu yang dilemparkan di rumah mereka, namun tetap menunjukkan wajah berani kepada adiknya.
Dal Po bertanya ragu-ragu bagaimana jika itu semua benar, hal-hal yang mereka katakan tentang Ayah. Hyung berjanji bahwa Ayah akan kembali dan mengungkapkan kebenaran, dan mereka akan pergi ke pertunjukan kembang api bersama-sama seperti yang dijanjikan. Dia melakukan sumpah dengan jari kelingkingnya (cara yang biasa Ayah gunakan), dan Dal Po bertanya lagi untuk memastikan bahwa Hyung tidak berbohong kepadanya.
Beberapa hari kemudian, Dal Po yakin bahwa Hyung berbohong, karena ia belum pulang selama berhari-hari. Dia pikir Hyung melarikan diri, padahal sebenarnya Hyung berkemah di luar MSC untuk menuntut bertemu dengan wartawan Cha Ok.
Ibu menahan air matanya dan menawarkan untuk membawa Dal Po ke pertunjukan kembang api, jadi mereka pergi hanya berdua. Dal Po menonton pertunjukkan dengan semangat, tapi Ibu hanya menatap ke arah air dengan tatapan perpisahan di matanya. Oh tidak…
Hyung melihat kembang api dari stasiun televisi, dan melihat ke penghargaan pemadam kebakaran di tangannya, memikirkan Ayah. Cha Ok akhirnya keluar untuk bertemu dengannya, dan Hyung bilang dia ada di sini karena ingin memberikan sebuah wawancara. Jadi Cha Ok membawanya ke dalam studio dan dia memberikan pernyataan di depan kamera, yang kita tidak bisa mendengar.
Ibu membelikan Dal Po kembang api kecil, dan membawanya ke laut malam itu. Dal Po menyalakan kembang api dengan bahagia, tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Setelah beberapa saat, Ibu berkata kepadanya dengan gemetar, “mari kita pergi menemui ayahmu …” Hal berikutnya yang kita tahu, barang-barang yang tetap di tebing adalah catatan bunuh diri, sepatu, dan kembang api.
Pagi harinya tebing dipenuhi dengan polisi dan wartawan, dan Hyung berjalan ke lokasi dalam keadaan linglung. Dia mengambil sepatu adiknya dan catatan bunuh diri Ibu sambil menangis. Darahnya mendidih melihat wartawan berdengung seperti lalat, lapar untuk menyedot lebih banyak berita sensasional dari tragedi keluarganya.
Dia menyerang orang memegang kamera. Dan walapun begitu, Cha Ok mengatakan kepada timnya untuk tetap merekam. Dia maju ke arahnya secara tiba-tiba dan berteriak dengan penuh kesedihan. Untuk pertama kalinya, Cha Ok tampak sedikit terganggu.
Lima bulan kemudian. Maret 2001
In Ha kecil didesak oleh ayahnya (Shin Jung-geun) untuk menjawab pertanyaan dengan jujur. Dia tidak mau, tapi dia mematuhi dan mengatakan dia menyesal hidup dengan ayah setelah perceraian. Karena jika ia tinggal bersama Ibu, mungkin dia tidak harus pindah ke pulau bodoh ini untuk tinggal bersama kakek, yang memiliki Alzheimer.
Ayah cemberut dan berjalan menjauh darinya, dan dia hanya mendesah dan telah mengatakan tadi bahwa dia tidak mau menjawab. In Ha mengatakan pada dirinya sendiri bahwa itu akan baik-baik saja-dia tidak akan berubah cara bicaranya dengan menggunakan aksen pedesaan, dan kehidupan di pulau tidak akan begitu buruk tapi ia cegukan tanpa henti.
Dia cemberut sepanjang jalan ke pedesaan tempat asal kakek, dan kakek (Byun Hee-bong) menyapa mereka dengan penuh semangat. Tapi tanda pertama dari demensia-nya terlihat ketika ia melihat ke arah jam dan mengatakan sudah waktunya untuk Ayah Hyung (kapten pemadam kebakaran) pulang, dan Ayah melihat ke arah Kake dengan bingung: “apa maksudmu Dal Po Hyung?”
Kakek semangat dan mengatakan dia ada di sini, dan di jalan. Kita melihat Dal Po kecil hidup dan sehat. Dia berjalan ke arah kakek dan memberinya pelukan, memanggilnya ayah. Kakek memperkenalkan Ayah dan In Ha sebagai adik dan keponakan Dal Po, dan menegaskan bahwa Dal Po harus memanggil Ayah dengan namanya, Dal-pyung! Kekeke.
Ayah dan In Ha hanya berdiri melongo, karena Dal Po melakukan seperti yang diperintahkan Kakek tanpa ragu-ragu. Dia menggunakan banmal (bahasa Korea tidak formal. Biasa digunakan kepada teman sebaya atau lebih muda-red) dengan Ayah seperti dia benar-benar hyung dari Ayah, dan menepuk kepala In Ha dan menyebut dia cute, meskipun ia harus berjinjit untuk melakukannya.
Di dalam rumah, Kakek menjelaskan bahwa ia pergi menggunakan perahu pada suatu malam dan menyelamatkan Dal Po , dan Ayah mengingatkan kepadanya bahwa Hyung meninggal tiga puluh tahun yang lalu. Kakek tahu, tapi percaya bahwa dia telah kembali kepada mereka hidup. Ayah dan In Ha mengatakan dia benar mengalahkan protes dari Dal Po, dan tiba-tiba Kakek mengingat kebenaran dan pingsan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar